BANGKA, Infobabel
Cabai merah sebanyak setengah ton berhasil dipanen di lahan kebun Kelompok Tani (Poktan) Pelita Bumi Raya di Desa Jangkang, Belitung Timur, Kepulauan Bangka Belitung.
Pasokan cabai kini sangat dibutuhkan di tengah kondisi cuaca ekstrem dan tekanan inflasi.
Ketua Poktan Pelita Bumi Raya, Wahyu Santoso mengatakan, budidaya cabai dilakukan di lahan seluas 1,4 hektar dengan produksi pertengah November 2025 mencapai 560 kilogram atau lebih setengah ton.
“Membuka lapangan kerja baru, khususnya pada saat masa panen dan memberi nilai tambah bagi petani maupun masyarakat sekitar,” ujar Wahyu, Rabu (19/11/2025).
Ia mengungkapkan, cabai merah menjadi pilihan untuk budidaya karena permintaan pasar yang tinggi serta pasokan yang masih tergantung dari luar daerah.
“Ke depan, total produksi diproyeksikan mencapai 14 ton sepanjang siklus hidup tanaman cabai,” kata Wahyu.
Produksi yang berkelanjutan ini diharapkan mampu memperkuat rantai pasok pangan daerah, meningkatkan pendapatan petani, serta membantu meredam lonjakan harga, terutama pada periode hari besar keagamaan, cuaca ekstrem, maupun musim paceklik.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Bangka Belitung Rommy S Tamawiwy mengatakan, panen cabai merupakan program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) khususnya pada program penguatan ketahanan pangan strategis.
“Menjadi salah satu langkah konkret untuk memperkuat ketahanan pangan daerah melalui peningkatan produksi, menjaga pasokan, serta mendukung stabilisasi harga komoditas hortikultura, khususnya cabai merah,” ujar Rommy.
Dia mengungkapkan, cabai merah merupakan salah satu komoditas yang memberikan tekanan inflasi pangan (volatile food) hampir di seluruh wilayah di Indonesia, termasuk di Bangka Belitung. Dengan memperkuat budidaya di tingkat lokal, diharapkan tekanan inflasi dari sisi pasokan dapat dikendalikan secara lebih berkelanjutan.
“Keberhasilan Poktan Pelita Bumi Raya dalam budidaya cabai merah diharapkan menjadi model yang dapat direplikasi oleh kelompok tani lainnya. Pengelolaan lahan yang produktif dinilai dapat menjadi salah satu pilar kekuatan ketahanan pangan daerah,” ucap Rommy.





