Belitung, Infobabel
Penghalang Panjat Tower Monopole (PANTOM), sebuah perangkat proteksi mekanis yang dirancang untuk mencegah hewan seperti monyet dan ular, kini terpasang pada infrastruktur kelistrikan di Belitung, Kepulauan Bangka Belitung.
Manager PLN Unit Pelaksana Pembangkitan (UPK) Bangka Belitung, Wayan Budi Laksana, mengatakan bahwa satwa liar tercatat sebagai salah satu penyebab utama gangguan sistem transmisi di wilayah Belitung, khususnya pada jalur transmisi 70kV segmen Dukong–Manggar.
Dibandingkan faktor lain seperti petir maupun kerusakan teknis, gangguan dari hewan menunjukkan frekuensi yang masih cukup tinggi, mengingat banyaknya tower transmisi yang berdiri di kawasan hutan dan habitat alami satwa.
“Implementasi perdana inovasi PANTOM dilakukan pada Tower 176 jalur transmisi Dukong–Manggar, pada 29 April 2025. Inovasi ini dinilai sebagai langkah awal yang efektif dalam upaya mitigasi gangguan transmisi akibat hewan tanpa mengganggu habitat alami di sekitarnya,” kata Wayan pada awak media, Rabu (7/5/2025).
Wayan menjelaskan, bahwa pemasangan PANTOM menjadi bagian penting dari program penguatan keandalan sistem transmisi di Pulau Belitung.
“Tower transmisi 70kV tipe monopole yang berada di kawasan hutan memiliki potensi gangguan tinggi akibat aktivitas satwa liar. Melalui pemasangan PANTOM, PLN berupaya meminimalkan risiko gangguan tanpa merusak ekosistem di sekitar jalur transmisi. Ini langkah strategis yang menggabungkan keandalan pasokan listrik dan kepedulian lingkungan,” ujar Wayan.
Sebelumnya, berbagai metode pencegahan seperti pemasangan jaring, ijuk, dan topskor telah dicoba, namun hewan seperti monyet dan ular masih kerap berhasil melewati atau merusak penghalang tersebut. Dengan hadirnya inovasi PANTOM, diharapkan potensi gangguan dapat ditekan secara signifikan.
Manager PLN ULTG Belitung, Teddy Mardona, menambahkan bahwa PANTOM menjadi solusi baru yang lebih efektif dan berkelanjutan dalam menjaga keamanan sistem transmisi.
“Inovasi ini menjadi solusi andalan kami dalam menekan risiko gangguan akibat hewan, khususnya di jalur transmisi monopole segmen Dukong–Manggar yang selama ini menjadi titik rawan. Kami optimistis inovasi ini dapat memperkuat keandalan pasokan listrik di Pulau Belitung,” jelas Teddy.
Melalui kolaborasi antara inovasi teknologi, kebijakan teknis adaptif, dan peningkatan kesadaran lingkungan, ULTG Belitung optimistis dapat terus menjaga stabilitas dan keandalan sistem transmisi di wilayahnya, sekaligus memberikan kontribusi nyata dalam menjaga keseimbangan ekosistem alam Pulau Belitung.








