PANGKALPINANG, Infobabel
Sebuah bangunan semi permanen di komplek perkantoran wali Kota Pangkalpinang, Bangka Belitung terlihat rapuh tergilas usia.
Belasan tahun lalu, bangunan tersebut menjadi perumahan guru. Kini fungsinya berubah menjadi kantor Pemadam Kabaran (Damkar) yang menaungi lebih dari 140 personel.
Tak ada ruang pengunjung, apalagi meja resepsionis. Kegiatan administrasi pegawai dilakukan dalam ruang sempit berukuran 3×3 meter dalam suasana yang lembab dan cat dinding terkelupas.
Aksi personel di lapangan pun terlihat kontras dengan kantor mereka yang bocor di sana sini saat diguyur hujan.
“Beginilah kantor kami. Bangunan ini dulunya tempat tinggal guru, sekarang digunakan sebagai kantor Damkar,” kata Kepala Bidang Damkar Pangkalpinang, Syakhron Harahap saat dikunjungi , Jumat (28/11/2025).
Syakhron menjelaskan, perbaikan kantor telah diusulkan sejak lama. Bahkan detail engineering desain (DED) sudah dibuat. Namun karena adanya efisiensi anggaran pemda, realisasi pembangunan belum bisa dipastikan waktunya.
“Sudah diusulkan, tapi sekarang efisiensi, kami tak bisa pastikan tahun depan atau kapan,” ujar Syakhron diamini sejumlah pegawai lainnya.
Para pegawai, lanjut Syakhron, bertahan dengan bangunan kantor yang secara struktur tidak layak ditempati.
“Kalau sedang hujan cari berteduh ke ruangan lain. Sebagian merembes ke dalam sudah biasa, seperti kolam,” ungkap Syakhron.
Kantor Damkar Pangkalpinang bersebelahan dengan kantor Satpol PP karena masih satu organisasi perangkat daerah.
Kondisi kedua bangunan tersebut sama-sama memprihatinkan dengan tiang dan atap yang mulai lapuk.
Bahkan sebagian dinding ditumbuhi lumut. Loteng yang jebol ditambah rembesan air hujan, menyebabkan suasan kerja menjadi tidak nyaman.
Menurut Syakhron, sistem anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) pemerintah pusat belum mencantumkan pos rekening belanja untuk kantor Damkar.
Imbasnya pembangunan bergantung pada Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) yang juga sedang kelimpungan mengatasi belanja seluruh pegawai.
“Harapannya memang hibah provinsi atau pusat, tapi sepertinya belum ada,” beber Syakhron.
Di sisi lain Syakhron memastikan bahwa tugas operasional pemadan tetap berjalan normal.
Saat ini terdapat lima posko siaga yang antara lain tersebar di kawasan Tampuk Pinang Pura, Balaikota dan Selindung.
Personel dibagi tiga shift yang setiap shift bersiaga selama 24 jam non stop dengan jangkauan ke lokasi 10 menitan.
Damkar Pangkalpinang memiliki kendaraan yang mampu melakukan pemadaman hingga gedung tiga lantai.
Sebagai ibu kota provinsi, sarana Damkar Pangkalpinang diharapkan bisa menjangkau gedung sepuluh lantai, mengimbangi pembangunan infrastruktur yang terus menggeliat.
“Mudah-mudahan ada bantuan dari Kemendagri, dua unit damkar yang bisa menjangkau gedung tinggi. Selain itu kami butuh tandon air khusus damkar,” ujar Syakhron.
– Bantu kesulitan warga
Tugas operasional damkar, ujar Syakhron, tidak hanya dalam urusan memadamkan api. Tetapi semakin berkembang guna mengatasi berbagai kesulitan yang menimpa warga.
“Belakangan sering laporan mobil yang terkunci ada anak di dalam. Petugas kami bisa membuka jendela mobil menggunakan alat kompres pengukur tekanan darah,” kata Syakhron.
Selain itu ada juga laporan anak disabilitas hilang yang berhasil ditemukan petugas.
“Kalau ular masuk rumah sudah sering. Petugas kami untuk operasional lapangan dijamin siap,” pungkas dia.





