Potensi Hutan Pelawan Ditopang Koperasi Merah Putih

oleh
oleh

BANGKA TENGAH, Infobabel

Hutan Pelawan di Desa Namang, Bangka Tengah, Kepulauan Bangka Belitung terkenal dengan madu kelulut.

Para pengunjung bisa mencicipi manisnya madu langsung dari sarangnya.

Kepala Desa Namang, Zaiwan mengatakan, hutan pelawan dengan pepohonan khas berwarna merah sejak lama dilestarikan sebagai pusat ekosistem alami.

“Salah satu hasil hutan pelawan adalah madu kelulut dari lebah trigona. Ada banyak jenis madu lainnya yang juga bersumber dari hutan pelawan ini,” kata Zaiwan di hutan pelawan, Rabu (16/7/2025).

Pada kesempatan itu, hutan pelawan dikunjungi langsung Menteri Koperasi Budi Arie.

Kunjungan tersebut dalam rangkaian pembentukan koperasi merah putih dengan berbagai komoditas yang bersumber dari hutan pelawan.

“Dari hutan ini juga ada kulat atau jamur pelawan yang harganya mencapai Rp3,5 juta per kilogram. Jamur ini tumbuh musiman yang muncul dari hutan pelawan,” ujar Zaiwan.

Zaiwan berharap, dengan adanya koperasi, keberadaan hutan pelawan semakin terjaga kelestariannya sebagai sumber ekonomi masyarakat desa.
“Hutan ini menghidupi kawasan sekitar, jadi manfaatnya tidak hanya di Desa Namang, tapi juga berdampak positif bagi desa sekitarnya. Seperti lebah madu ini, radiusnya bisa lima kilometer yang dihidupi dari kawasan hutan,” jelas Zaiwan.
Selain madu dan jamur, Desa Namang juga dikenal dengan padi sawah penghasil beras merah.

Kemudian juga dibudidayakan kopi dan ratusan hektar lada yang berorientasi ekspor.
“Potensi yang komplit ini terus dijaga, dengan harapan koperasi bisa menjadi penopang,” ujar Zaiwan.

Koperasi diproyeksikan tidak hanya mengakomodir hasil alam desa, tapi juga menyalurkan kebutuhan dasar seperti gas elpiji, sembako, pupuk dan obat-obatan.
Hutan pelawan seluas 300 hektar dengan 47 hektar di antaranya berupa kawasan agrowisata.

Hutan yang berjarak sekitar 25 kilometer dari Kota Pangkalpinang ini telah dijadikan sebagai percontohan nasional untuk pengembangan ekonomi desa.

Menteri Koperasi Budi Arie mengaku terkesan dengan potensi hutan pelawan, Desa Namang.
“Kita melihat langsung bagaimana potensi desa yang begitu beragam bisa dikelola dan dikembangkan dari masyarakat sendiri. Mulai dari wisata, kuliner, hingga produk kerajinan, ini semua bisa menjadi kekuatan koperasi,” ujar Budi Arie.

“Karena itu, kita sedang dorong agar kelompok-kelompok seperti Pokdarwis bisa bertransformasi menjadi koperasi wisata desa yang lebih mandiri dan berkelanjutan,” tambahnya.

Gubernur Bangka Belitung Hidayat Arsani mengatakan, bahwa potensi alam, budaya, dan produk lokal telah mulai diintegrasikan dalam ekosistem koperasi desa, di antaranya madu hutan pelawan.

“Desa Namang ini adalah contoh nyata bagaimana semangat koperasi bisa dijalankan dari potensi desa itu sendiri. Kami bangga bisa menunjukkan langsung kepada Pak Menteri hasil gotong royong masyarakat di sini,” ujar Hidayat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.