BANGKA, Infobabel
Ketua Asosiasi Eksportir Timah Indonesia (AETI) Harwendro Adityo Dewanto mengungkapkan adanya rencana pembangunan pusat riset pertimahan di Kepulauan Bangka Belitung.
“Bekerja sama dengan Universitas Bangka Belitung untuk mendatangkan nilai tambah dari potensi pertimahan nasional,” kata Harwendro saat Diklat dan Rakerda Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Bangka Belitung, Sabtu (18/10/2025).
Keponakan Presiden Prabowo Subianto itu menjelaskan, semua aspek tentang timah akan diteliti lebih mendalam, termasuk soal kandungan Logam Tanah Jarang (LTJ).
“Tahun 2026 sudah dimulai, lokasinya di kampus UBB,” ujar Harwendro.
Harwendro mengatakan, Indonesia saat ini sebagai penghasil timah terbesar nomor dua di dunia.
Potensi yang besar tersebut akan terus dikembangkan melalui riset yang akan memberikan nilai tambah, sejalan dengan program hilirisasi dalam bidang pertambangan.
“Timah menjadi bahan baku dalam berbagai sektor industri. Kalau mau digantikan dengan emas, tak mungkin karena harganya lebih mahal lagi,” ujar Harwendro.
Dia berharap pusat riset timah di Bangka Belitung akan menjadi salah satu yang terbesar di dunia dengan didukung tenaga ahli dan sumberdaya alam yang melimpah.
“Mudah-mudahan ini bisa terwujud,” ujar Harwendro yang juga dirut PT Mitra Stania Prima, industri peleburan bijih timah.
Ketua HIPMI Bangka Belitung Harry A Arsani menyatakan dukungannya terhadap pembangunan pusat riset pertimahan.
“Kami dari HIPMI tentunya akan bersinergi karena ini bagian dari hilirisasi hasil alam Bangka Belitung. Jangan sampai kita hanya sebagai penonton, tapi harus mampu mengolah sumberdaya alam menjadi lebih baik lagi,” ujar Harry.
Potensi yang belum terkelola maksimal, kata Harry, meliputi mineral ikutan timah seperti zirkon dan monasit.
“Ada banyak produk turunan timah, semuanya kekayaan alam Bangka Belitung yang harus dikelola dan berdampak pada kesejahteraan masyarakat,” pungkas Harry.
Saat ini bursa timah London Metal Exchange (LME) mencatat harga jual timah batangan senilai 35.037 Dolar Amerika.
Dengan adanya hilirisasi Indonesia diharapkan menjadi penghasil sumber energi terbarukan yang bersumber dari mineral ikutan timah.








